Hari Ini

KETAKUTAN MENJADI PEMILIK USAHA

Update at 19.54. Dalam topik Bisnis kecil,Manajemen

KETAKUTAN MENJADI PEMILIK USAHA- Suatu bisnis yang baru berjalan, pada umumnya dirintis sendiri oleh si pengusaha dengan kerja keras. Dari mulai produksi maupun pengadaan barang, sampai penjualan dilakukan sendiri oleh pengusaha. Hal tersebut sangatlah wajar dan penting, mengingat semua keterbatasan yang ada. Baik keterbatasan pada finansial (keuangan) maupun keterbatasan pada pengalaman/ kemampuan. Dengan menangani secara langsung perintisan bisnis tersebut, pengusaha bisa menghemat biaya tenaga kerja (yang mungkin saja memang belum dibutuhkan), memudahkan pembayaran bahan baku kepada suplayer, dan yang paling penting, pengusaha bisa memahami usaha tersebut dengan baik. Hal ini sangat penting untuk merancang suatu aturan/ sistem kerja.

Namun hal tersebut umumnya juga berlanjut sampai bisnis tersebut mulai berkembang, dimana segala sesuatunya juga berkembang. Pada tahap ini pengusaha mulai mengalami kesulitan untuk mengatasinya sendiri, yang memaksanya untuk merekrut pegawai untuk membantunya. Kebanyakan usaha kecil menjadikan pegawai hanya sebagai pembantu seperti halnya pembantu tukang pada bidang bangunan. Dimana si tukang masih mengerjakan sendiri banyak pekerjaan dengan dibantu oleh pembantu tukang. Sehingga pengusaha masih harus mengerjakan sendiri banyak hal.

Menurut pendapat Robert T. Kiyosaki, pengusaha yang masih mengurus sendiri segala sesuatunya belum bisa disebut sebagai pemilik usaha, namun ia masih sebatas sebagai pekerja lepas yang dibantu oleh para pegawainya. Seperti halnya tukang yang dibantu oleh asistennya. Sedangkan orang yang disebut sebagai pemilik usaha, yaitu orang memiliki usaha yang dijalankan oleh pegawainya sesuai dengan aturan/ sistem yang telah ia buat, sementara ia sendiri tidak terlalu banyak terlibat secara langsung dengan usahanya tersebut. Seperti halnya pemborong dibidang bangunan, dimana ia membuat rancangan sebuah gedung, setelah rancangan itu jadi ia akan menyerahkan proses pengerjaannya kepada mandor. Mandor inilah yang akan mengatur segala sesuatunya, dari mulai pengaturan bahan sampai tenaga kerja, disesuaikan rancangan yang telah ada. Sementara pemborongnya tidak terlibat secara langsung pada proses pembangunan tersebut.
cashflow quadrant Robert T Kiyosaki
Cashflow quadrant Robert T Kiyosaki menggambarkan perbandingan antara karyawan, pengusaha kecil/ bisnis jecil, pemilik bisnis dan investor | img : fliegergruppe-nellingen.de

Umumnya dua kemungkinan yang akan terjadi pada usaha yang dimiliki pengusaha sebagai pekerja lepas.

Yang pertama, usaha tersebut akan berjalan dan berkembang sampai batas tertentu, kemudian menjadi statis, tetap berjalan namun sulit lebih berkembang lagi, hanya sebatas kemampuan pengusaha.

Yang kedua usaha tersebut akan berjalan dan berkembang sampai batas tertentu, lalu menurun, bahkan mungkin jatuh/ bangkrut, karena tidak tertangani dengan baik disebabkan terlalu banyak yang harus ditangani sementara kemampuan terbatas.

Kita bisa bayangkan, ketika kita mendapat pekerjaan yang banyak yang harus kita tangani sendiri, kemungkinan kita akan mengerjakan-nya dengan bagus pada awalnya dan menjadi semakin menurun karena tenaga kita yang mulai terkuras, atau mungkin malah kualitas pekerjaan kita menjadi buruk semua, karena kita harus mengerjakannya dengan cepat, yang penting jadi. Kita akan kesulitan melayani konsumen dengan bagus pada kondisi tenaga, waktu, kemampuan yang serba terbatas. Hal ini tentu saja akan membuat konsumen menjauh dari kita (kecuali kita satu-satunya pengusaha yang ada).

Sebenarnya tidak sedikit pengusaha kecil merasakan dan menyadari dua kemungkinan diatas. Bekerja keras siang malam, semakin banyak konsumen semakin keras bekerjanya. Walaupun uang didapat semakin banyak, namun waktu, tenaga, pikiran yang digunakannya semakin banyak pula. Semakin banyak uang, semakin tidak bisa menikmati, karena semakin tidak ada waktu dan tenaga. Masih lumayan jika pengusaha hanya tidak bisa menikmati hasil karena kehabisan waktu dan tenaga, yang lebih parah ketika pengusaha yang secara fisik sehari-hari terus diforsir tenaganya, sehingga menderita sakit. Ketika pengusaha ini sakit maka usahanya akan ikut sakit, karena tidak ada yang bisa menggantikannya untuk menjalankan usaha tersebut.
4 Sektor Terpenting dalam membuat Sistem Bisnis
4 Sektor Terpenting dalam membuat Sistem Bisnis | img :hot.yukbisnis.com

Untuk menjadi pengusaha sebagai pemilik usaha, umumnya pengusaha tidak mau. Biasanya ketidakmauanya ini disebabkan karena rasa takut. Takut kalau pesanan dikerjakan pegawai tidak sebagus dikerjakan sendiri, takut pegawai tidak melayani konsumen dengan baik, takut pegawai boros menggunakan fasilitas/ bahan baku, takut pegawai bermalas-malasan sehingga tidak bisa mengejar target, serta berbagai ketakutan-ketakutan yang lain. Dan yang paling ditakutkan adalah pada pengelolaan keuangan. Jangan-jangan nanti uangnya digelapkan pegawai atau malah dibawa lari. Memang untuk urusan keuangan sangatlah sensitif, bahkan tidak sedikit orang yang sulit mempercayai orang lain walaupun saudaranya sendiri.

Ketakutan-ketakutan semacam itu sangatlah wajar. Bahkan para pengusaha besarpun punya ketakutan semacam itu, namun seperti sifat para pengusaha tangguh, mereka umumnya menghadapi ketakutan tersebut dan mengatisipasi dengan berbagai aturan yang telah mereka buat, sementara kebanyakan dari kita lebih suka menghindar dan memilih untuk tetap berjalan apa adanya.

Tugas utama pengusaha sebagai pemilik usaha adalah merancang suatu aturan/ sistem untuk mewujudkan ide/ keinginannya dan memastikan pegawainya berjalan sesuai dengan aturan/ sistem tersebut. Sehingga kita bisa mengurangi keterlibatan fisik kita secara langsung dengan usaha kita, dan walaupun pekerjaan semakin banyak kita tidak terlalu banyak kehilangan waktu, tenaga dan pikiran. Dengan demikian kita bisa menggunakan waktu, tenaga dan pikiran yang ada untuk pengembangan usaha.

Tulis Komentar Kamu dibawah, pilih Name/URL atau pilih Anonymous.

0 Komentar untuk "KETAKUTAN MENJADI PEMILIK USAHA"