Hari Ini

TERJEBAK DALAM MUSIUM BATIK NASIONAL

Update at 20.53. Dalam topik Intermezo

Pada hari Koperasi Nasional tahun 2006 yang lalu ada moment yang penting dalam perjalanan hidup saya.

1. Aku kembali menginjakkan kaki di Kota Pekalongan, yang terkenal sebagai kota batik, dimana beberapa tahun masa kecilku dilewatkan disini. Ada banyak kenangan yang muncul tiba-tiba. Tentang teman-teman SD Muhammadiyah II Bendan waktu sekolah bareng di kelas 5 dan 6 (Medip, Alex, Ali, Amak kingkong, Amak cino, Rose dll. mudah-mudahan masih ada yang ingat aku? dimana kalian?), tentang teman-teman di gang Gotongroyong I Bendan, tentang megono dan tauto (Soto daging kebo dengan sambel tauco yang nikmat).

2. Aku ikut ndampingi bos-bos yang ngisi salah satu stan Klinik Bisnis (semacam klinik/ tempat untuk para pengusaha, terutama pengusaha kecil, yang mau konsultasi dan cari solusi/ obat, tentang problem/ penyakit pada bisnis yang ditekuni) pada acara pembukaan musium batik Nasional yang diresmikan oleh bapak Presiden Susilo Bambang Yudoyono.

Ada 2 hal yang cukup melekat dimemoriku. Ternyata banyak pengusaha terutama pengusaha kecil yang butuh banget bantuan, konsultasi untuk mengatasi persoalan yang mereka hadapi, baik terkait dengan produksi, pemasaran maupun yang berkaitan dengan perijinan. Selama ini yang aku tahu banyak konsultan-konsultan bisnis yang biaya konsultasinya hanya bisa dijangkau oleh pengusaha yang cukup mapan. Lha yang dilakukan bos-bosku nih, memberi konsultasi gratis...tis dan solusinya pun nggak cuma sekedar teori, mereka juga memberi arahan riil yang bisa diaplikasikan serta ngasih rekomendasi ke mana, kepada siapa harus minta bantuan agar problem mereka bisa teratasi. Tahu nggak koq bisa gratis? soalnya dibiayai oleh pemerintah. Salut deh...! tapi yang lebih salut bos-bosku bekerja dengan penuh tanggung jawab, nggak cuma sekedar formalitas ngehabisin dana doang! Ya khan tahu sendiri, kebanyakan pamong kita kerjakan formalitas, belum nyentuh akar persoalan.

Yang kedua aku jadi tahu betapa nggak enaknya protokoler nyambut kepala negara, ketat banget. Nah gara-gara ini, makanya saya sempat kejebak dalam musium Batik Nasional yang waktu itu mau diresmikan. Ceritanya pagi beberapa jam sebelum acara peresmian, kami mau ngeberesin sedikit yang kemarin malem belum selesai. Waktu itu kami belum sarapan, dipikir cuma sebentar doang, entar aja deh sekalian sarapanya kalau persiapan udah kelar. Nggak tahunya begitu sampai lokasi, tempat itu udah dijaga sama Paspampres, dan semuanya nggak boleh masuk kecuali pejabat tertentu, bahkan panitiapun tidak sembarangan boleh masuk, apalagi kita yang tanda pengenalnya tertulis sebagai peserta. Tapi untungnya pada waktu itu ada rombongan pejabat yang mau masuk, kita lalu nekat ngintil (ngikut) dibelakang mereka dengan PD, seolah-olah memang rombongan pejabat tersebut. Begitu sampai dalam, kita segera menyelesaikan tugas. Tapi ke PD an and kenekatan kita ternyata harus dibayar mahal. Tau nggak ternyata pintu keluar nggak boleh dibuka sampai menjelang Mr. Presiden datang. terpaksa kami harus menahan haus dan lapar, tanpa bisa berbuat apa-apa, karena terjebak dalam musium. Perih jenderal..! (maksudnya melilit perutnya and kering tenggorokan!). Tapi yang cukup menghibur, ternyata nggak cuma kami yang terjebak disana, ada beberapa rombongan lain. Menurut beberapa teman, katanya sekarang sih nggak terlalu ketat, kalau jaman orde baru berapa hari sebelum suatu lokasi mau dikunjungi Mr. Presiden, lokasi tersebut sudah disterilkan. Nggak bisa ngebayangi kalau misalnya kami terjebak dimusium seperti kejadian ini di masa orde baru, bisa-bisa keluar nggak langsung pulang...tapi ke Rumah Sakiiiit!!!.

Tulis Komentar Kamu dibawah, pilih Name/URL atau pilih Anonymous.

0 Komentar untuk "TERJEBAK DALAM MUSIUM BATIK NASIONAL"